RSS

Pages

MAINAN RATTLER MURAH

Mainan Rattler Baby Toy (Rp 35.000,-)

Terdiri dr 3 bh mainan rattler bayi yang sangat menarik & Sangat AMAN!!


Bermanfaat untuk melatih dan merangsang saraf motorik dan sensorik bayi juga merangsang pendengaran dan penglihatan buah hati anda!




Mainan Rattler Baby Gift Set (Rp 50.000,-)


Terdiri dari 3 bh mainan rattler bayi.Masing masing dengan keunggulan yang berbeda !


Menyenangkan, Bermanfaat, Murah dan yang paling penting AMAN!!


Sangat Cocok untuk dijadikan hadiah kelahiran bayi/baby shower!!


Murah dan Menarik!!


Untuk pembelian 5bh atau lebih akan mendapat harga KHUSUS loch....


Ditunggu yah orderannya .....:)

SOFT RATTLE BALL (Rp 20.000,-)

Soft Rattle Ball atau Bola Kerincing ini berbahan lembut, sangat cocok untuk buah hati anda!

Aman, Mengeluarkan bunyi kerincing yang menyenangkan buat bayi, dan memiliki warna2 yang cerah yang menarik sensor penglihatan buah hati anda!

Pilihan warna sangat bervariasi : Ungu, Kuning, Merah, Biru, Hijau, Oranye, dll....

Jangan Tunggu Lagi....langsung aja order.....kami tunggu yah...

Berikut ini beberapa contoh bolanya.....lucu lucu loh.....:)

PANDUAN PERAWATAN TALI PUSAR BAYI (disadur dari SHVOONG.COM)

Tak perlu takut merawat tali pusar bayi yang baru lahir. Ikuti saja tipsnya berikut ini.

Apasih istimewanya organ ini sehingga menjadi momok bagi ibu baru? Dimasa janin, pusar si kecil berupa tali dan fungsinya sebagai saluran suplai bahan makanan dari plasenta, sekaligus menyalurkan sisa metabolisme dan eksresi janin.
Setelah lahir, pemotongan tali pusar bayi yang dilakukan oleh dokter biasanya menyisakan "bagian" sepanjang beberapa sentimeter, yang nantinya akan lepas dengan sendirinya. Biasanya, tali pusar lepas sekitar 10-21 hari setelah bayi lahir.
Persiapan perlengkapan :
- Bola-bola kapas yang lembut dan steril
- Kain kasa yang bersih dan kering
- Air matang yang dingin
- Handuk lembut
- Popok bersih
Selama tali pusar belum lepas, perlu dilakukan perawatan secara cermat agar tidak terjadi infeksi.
1. Jaga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan kering
2. Gunakan kapas baru pada setiap basuhan
3. Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar yang terus dibalut sehingga mendapat udara cukup
4. Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin
5. Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar
6. Lakukan acara bersih-bersih ini 1-2 kali sehari
Segera ke dokter !
Kunjungi dokter jika kulit di area sekitar pusar si kecil memerah dan panas seperti terbakar. Bisa jadi ada infeksi yang disebabkan jamur atau hal lain. Kalau penyebabnya memang benar-benar infeksi, biasanya akan diberikan sedikit betadine.
--- Semoga bermanfaat---

Lebih lanjut tentang: Tali Pusar Bayi

disadur dari shvoong

Obat Maag, Berpengaruh Buruk Pada Ibu Menyusui? (disadur dari www.ahlinyalambung.com)

Menyusui bayi, memang sebuah pengalaman menakjubkan bagi seorang ibu. Tapi kalau menderita sakit maag dan harus sering minum obat, apa pengaruhnya ya buat si anak?

Menyusui  bagi seorang ibu adalah anugerah yang luarbiasa. Ketika melakukannya, dia menjadi sangat dekat dan erat dengan bayinya.  Tapi sedikit ‘terganggu’ ketika si ibu ternyata menderita sakit maag atau punya penyakit lambung lainnya. Sebenarnya, apa sih korelasi ibu yang sedang menyusui dengan sakit maag yang dideritanya?

Kekuatiran yang wajar sebenarnya. Maklumlah, penderita sakit maag harus minum obat dan menjaga pola hidupnya, termasuk soal makanan. Dan itu ada hubungannya dengan produksi air susu ibu [ASI] dari seorang ibu.  Banyak yang bertanya, apakah obat yang mereka minum nanti bisa ‘transfer’ ke anak lewat air susu, padahal dosisnya untuk orang dewasa.

Di beberapa studi literatur yang pernah ditulis, termasuk beberapa pendapat dokter, mengkonsumsi obat maag tidak ada bahayanya untuk anak yang sedang menyusui. kerja obatnya secara umum bersifat "lokal" alias hanya di saluran cerna. Obat-obat maag ini umumnya tidak diserap ke dalam pembuluh darah sehingga tidak mempengaruhi ASI ke bayi.

Sekadar ilustrasi, ada beberapa penjelasan mengenai obat yang boleh dan tidak untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui.  Menurut Dr. I.G.A.N. Partiwi, SpA, MARS dari  Rumah Sakit Ibu dan Anak BUNDA, mengutip penjelasan dari WHO dan diadaptasi dari "Breastfeeding Counselling: A Training Course,"  Obat yang diperbolehkan, adalah obat yang tidak diketahui efek samping atau secara teoritis tidak ada kontraindikasi. Aman untuk ibu dan bayi yang disusui. Kemudian, Obat diperbolehkan tetapi perlu diawasi efek sampingnya pada bayi. Secara teori bisa menimbulkan efek samping tapi belum terbukti atau efek sampingnya ringan dan jarang.

Selain itu, Obat yang harus dihindari karena efek sampingnya pada bayi. Digunakan hanya bila ibu amat membutuhkannya. Bila terjadi efek samping pada bayi, ASI dihentikan sementara dan dilanjutkan setelah pengobatan selesai. Ibu tetap dapat memeras ASI agar ASI tak berkurang. Obat yang dihindari karena menghambat proses  menyusui. Jika ibu harus mengonsumsi obat tersebut untuk periode pendek, tak perlu stop ASI.

ASI yang sedikit diatasi dengan merangsang bayi menyusu lebih sering. Dan yang tidak kalah penting, Obat yang tidak boleh diberikan karena efek samping berbahaya untuk bayi. Ibu dianjurkan menghentikan ASI hingga terapi selesai. Untungnya, sangat sedikit obat dalam kategori ini.

Yang perlu diketahui juga, seorang ibu harus punya pemahaman,  ASI dapat menjadi media pengenalan alergen bagi bayi yang dikandungnya. Karena itu, ibu hamil yang menderita sakit maag sebaiknya menghindari makanan pencetus sakit maag, asap rokok, debu, dan tidur di kamar yang bebas dari alergen.

Setelah bayi lahir, usahakan memberi ASI pada bayinya karena ASI dapat mencegah alergi. Sementara itu, susu sapi dilaporkan banyak menimbulkan reaksi alergi. Perlu diingat, alergen dapat mengalir dari ASI. Karena itu, ibu menyusui yang memberi ASI harus mencegah konsumsi zat-zat yang dapat mencetuskan alergi. Dari penjelasan di atas soal obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, seorang ibu bisa mencegah si anak ‘keracunan’ atau kena imbas dari pengobatan yang dilakukannya. Anda tidak mau begitu bukan?

SEBERAPA AMANKAH MAINAN BAYI ANDA ( disadur dari ANMUM site)

Mainan adalah harta tak terkira bagi anak-anak, namun kita harus memilihkannya dengan cermat. Anda mungkin ingin tahu apa saja yang mesti diperhatikan saat memilih mainan anak. Berikut adalah panduannya:
            Apakah sesuai dengan tahap perkembangan anak?
Kebanyakan jenis permainan mencantumkan label dengan keterangan ‘usia yang direkomendasi’, yang dapat digunakan sebagai panduan awal saat memilih permainan. Anda harus realistis dengan kemampuan dan tingkat kematangan yang dimiliki oleh anak ketika memilih jenis permainan. Mainan-mainan yang berproyektil (ada bagian/serpihan kecilnya) misalnya, takkan pernah cocok dimainkan oleh anak di bawah usia 4 tahun. Bahkan anak berusia 6 tahun pun belum cukup matang untuk memainkan jenis permainan tersebut. Begitu juga jika si batita Anda masih suka memasukkan benda-benda ke mulutnya, maka permainan seperti itu harus dijauhkan darinya.

Periksa Ukurannya
Sebelum usia Si Kecil mencapai 3 tahun, bentuk dari jenis permainan harus lebih besar dari ukuran mulutnya. Ini untuk menghindari bahaya tersedak (jalan nafasnya tersumbat). Untuk menentukan apakah sebuah mainan (dan bagiannya) berpotensi membuat anak tersedak, cobalah masukkan mainan (atau bagiannya) ke bagian tengah tisu kamar mandi (toilet paper roll). Jika mainan (atau bagiannya) lolos dari lubang di tengah tisu tersebut, maka artinya permainan itu tak aman.

Cek Beratnya.
Periksalah, apakah jenis permainan itu terlalu berat atau tidak untuk diangkat/dijinjing olreh anak. JIka dalam berat tentu maka akan berbahaya jika mainan itu terkena kepalanya bukan?

      Pilih Mainan yang Tersambung dengan Baik.
Pastikan bagian buntut atau bagian lain dari permainan binatang-binatangan  terjahit/terkelim dengan baik dan kuat, bila terbuat dari kayu/plastik pastikan catnya tidak akan mengelupas. Untuk mainan-mainan yang terbuat dari kain, pastikan tak ada kancingnya, benang yang menjurai, berpita dan bagian-bagian lain yang mudah dicabut/ditarik dan dimasukkan ke mulut si kecil.

  
      Apakah Secara Fisik Si Kecil Sudah Pantas?
Secara tak sadar banyak orangtua yang misalnya, membelikan sepeda untuk anak yang ukurannya lebih besar dari postur anak. Dengan tujuan agar saat Si Kecil beranjak dewasa nanti tidak perlu dibelikan sepeda lagi. Padahal hal ini berpotensi mendatangkan kecelakaan serius untuk anak, jika ia secara fisik belum mampu menguasai sepeda itu.


      Apakah Kondisi Mainan dalam Keadaaan Baik?
Permainan biasanya ‘diwariskan’ dari kakak ke adik atau dari saudara lain, atau malah kita membelinya di acara garage sale. Mainan-mainan seperti itu sebenarnya berpotensi akan mendatangkan bahaya. Ada baiknya, periksa cermat dan tes dulu mainan baru atau bekas pakai itu. Lihat apakah kancingnya terpasang dengan bagus (boneka), ukuran dan posisi baterenya pas, matanya (boneka) tidak terbuat dari plastik, supaya tidak mudah tertelan dan tercabut.

 
      Apakah Mainan Itu Bertali atau Berkawat Lebih dari 10 cm ?
Kawat atau tali bisa dengan mudahnya melintang di leher anak dan membuatnya tercekik. Begitu si kecil sudah mampu berdiri bertumpu pada tangan dan kakinya, singkirkan mainan-mainan seperti itu dari boks tidurnya.

            Apakah Mainan Itu Bermagnet ?            Magnet kecil dan sangat kuat kadang dipasangkan di mainan. Benda ini bisa saja copot dan tertelan
            oleh anak. Dua magnet atau satu magnet dengan barang metal kecil yang tertelan bisa menempel di
            dinding usus.  Ini tentu dapat membuat usus terpelintir atau saling menjepit, menyebabkan lubang,
            menghalangi jalannya makanan dan yang lebih bahaya jika tak dapat ditemukan dan ditangani
            segera.


disadur dari ANMUM

MAINAN PEMICU PERKEMBANGAN BAYI 0 - 3 BULAN (disadur dari AYAHBUNDA)

Sambil bermain, bayi Anda yang baru berumur 0-3 bulan bereksplorasi, mengoptimalisasi perkembangannya dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Berikut permainan yang memacu pertumbuhan optimal bayi 0-3 bulan

Bermain Cilukba. Baru tiga aktivitas yang dikuasai bayi 0-3 bulan yakni melihat, mengamati dan menoleh. Dikarenakan kekuatan leher, kepala, tangan, badan dan kaki masih terbatas. Bayi usia ini hanya bergantung pada indera penglihatan dan pendengaran, yang juga masih terbatas. Saat diajak main cilukba, ia menoleh dan mengamati Anda sambil sesekali memamerkan senyuman andalannya.

Bermain rattle. Ketika kerincingan Anda goyang-goyang, bayi akan takjub. Pandangannya terpaku pada goyangan serta suara gemerincing dari rattle. Bayi Anda akan menoleh mencari arah sumber suara. Mengamati merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi bayi usia 0-3 bulan.
 
Bermain gebuk drum. Bayi di usia ini memang sama sekali belum bisa bermain drum. Tapi coba perhatikan selama ia menyusu, tangannya kerap menepuk-nepuk badan Anda. Walau tanpa tekanan sekalipun, ia sebenarnya mulai bermain pukul-pukul. Bayi Anda mulai mengasah kekuatan dan kemampuan tangannya.

Bermain bola. Bayi lebih suka memasukkan bola karet ke mulutnya, karena mengeksplorasi mainan menggunakan mulut sebagai tonggak perkembangannya. Dalam masa oral ini, benda apapun ingin ia masukkan ke dalam mulut.

Bermain telepon mainan. Bayi usia ini belum tahu apa dan fungsi telepon mainan. Ia hanya mendengar suara dan kelap-kelip lampu mainannya. Namun hal itu merupakan stimulus yang baik bagi perkembangan indera penglihatan dan pendengaran. Memasuki 3 bulan, responsnya bertambah baik, tidak lagi sebuah tengokan, tapi mulai ada gumaman seperti “uuuuh…ahh.”

disadur dari AYAHBUNDA

BABY EVIAN (lucu bangetz.....)

BAYI MEMBUTUHKAN AIR 5X LEBIH BANYAK DIBANDINGKAN ORANG DEWASA (disadur dr DETIKHEALTH)

Jakarta, Air merupakan salah satu kebutuhan setiap makhluk hidup. Tapi ternyata kebutuhan air untuk bayi sehat jumlahnya 5 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan orang dewasa.

"Kebutuhan air bayi itu 10-15 persen dari berat badannya, sedangkan orang dewasa kebutuhannya 2-4 persen dari berat badannya. Berarti bayi sehat membutuhkan air 5 kali lipat lebih banyak dari orang dewasa," ujar dr Sudung O Pardede, SpA(K) dalam acara konferensi pers Hydration and Health di Hotel Gran Sahid Jaya, Jumat (18/3/2011).

dr Sudung mengungkapkan jumlah kebutuhan air bayi yang paling banyak berdasarkan usianya adalah neonatus (0-28 hari), lalu diikuti oleh bayi (0-12 bulan), anak-anak (1-18 tahun) dan orang dewasa. Sedangkan jika bayi dilahirkan dengan berat badan rendah (BBLR) maka kebutuhan airnya akan meningkat lagi.

"Kecepatan sikus air pada bayi sangat tinggi, karena itu bayi dan anak cenderung rawan terhadap penyakit yang menimbulkan dehidrasi," ujar dokter yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Umum PP-IDAI (Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia).

Perbedaan antara bayi dan anak dengan orang dewasa dalam hal cairan tubuh mencakup perbedaan komposisi, metabolisme dan derajat kematangan sistem pengaturan air serta elektrolitnya.

dr Sudung menuturkan secara klinik kebutuhan air pada bayi dan anak biasanya berdasarkan berat badan, salah satunya adalah menggunakan rumus Darrow yaitu:


  1. Anak dengan berat badan kurang dari 10 kg, maka kebutuhan airnya adalah 100 ml/kg berat badannya. Misalnya anak dengan berat badan 8 kg, maka kebutuhannya adalah 8 x 100 ml = 800 ml.
  2. Anak dengan berat badan antara 10-20 kg, maka kebutuhan airnya adalah 1.000 ml + 50 ml setiap kenaikan berat badan diatas 10 kg. Misalnya anak dengan berat badan 15 kg, maka kebutuhannya adalah 1.000 ml + (50 ml x 5) = 1.250 ml.
  3. Anak dengan berat badan lebih dari 20, maka kebutuhan airnya adalah 1.500 ml + 20 ml setiap kenaikan berat badan di atas 20 kg. Misalnya anak dengan berat badan 30 kg, maka kebutuhan airnya 1.500 ml + (20 ml x 10) = 1.700 ml.

Perhitungan kebutuhan air pada anak juga bisa berdasarkan luas permukaan tubuh dan jumlah cairan yang dikeluarkan oleh tubuh.

Asupan air yang cukup untuk anak dapat membantu meringankan gejala konstipasi, diare dan demam. Untuk bayi atau anak yang demam, maka setiap kenaikan suhu tubuh 1 derajat celsius maka asupan air ditambah sebanyak 12 persen, sedangkan pada neonatus yang menjalani terapi sinar diperlukan penambahan air sebesar 20 ml/kg berat badan setiap harinya.

"Jika bayi atau anak mengalami dehidrasi maka gejala yang muncul adalah mudah rewel, air mata berkurang, bibir kering, mata cekung, minum seperti orang kehausan dan jika kulit ditekan maka butuh waktu lebih lama untuk kembali ke bentuk semula," imbuhnya.

Meski demikian beberapa bayi dan anak kadang susah jika disuruh minum air putih dan lebih memilih minuman lain yang berwarna atau memiliki rasa manis.

Untuk itu Dr dr Saptawati Bardosono, MSc memberikan tips agar anak mau minum air putih yaitu:

  1. Orangtua bisa memberikan air putih di dalam gelas yang dicampur dengan es batu.
  2. Orangtua juga bisa memberikan tambahan potongan-potongan buah dengan bentuk kecil yang lucu.
  3. Memberikan air putih di dalam botol dengan sedotan yang berwarna warni atau bentuk yang lucu.
disadur dari DETIKHEALTH

BERMAIN DI PLAYMAT (disadur dr AYAHBUNDA)

Alas bermain tak sekedar matras agar bayi tak kotor data bermain di lantao, tapi juga memberi stimulasi dengan fasilitas di alas bermain tersebut.

Alas bermain tampil dengan aneka warna dan bentuk. Ada alas bermain yang menawarkan warna-warna menarik, bunyi, mainan, buku yang melakat pada matras hingga yang multi fungsi. Anda bisa memilih dari beragam matras lucu yang ditawarkan di pasaran, yang tepat bagi si buah hati.

Yang utama, sesuaikan alas bermain dengan usia balita. Bila bayi belum bisa berguling-guling dan duduk, cukup gunakan alas bermain yang tidak terlalu lebar. Bila ia banyak bergerak, alas yang lebar dengan beragam mainan tiga dimensi cocok untuknya.

Warna dan bentuk. Anak butuh stimulasi warna, karenanya jangan heran jika ia tertarik dengan wanrna-warna kontras yang cerah. Alas bermain ang penuh warna ibarat dunia sekitar yang menggodanya untuk dieksplorasi. Ia pasti senang meneliti warna-warna berbeda tersebut dan berusaha meraihnya. Maklum saja, balita belum tahu kalau alas bermainnya hanya dua dimensi. Yang jeals, ia bisa belajar warna-warna dasar sambil memperkuat otot matanya.

Tak Cuma warna, anak juga belajar soal bentuk. Pilih matras yang emmiliki motif benda-benda yang mudah dikenali anak, seperti bola, kotak atau boneka. Ada juga jenis alas bermain terabru yang menyediakan mainan tiha dimensi. Jadi, tangan si kecil bias meraih boneka, cermin atau mainan yang menempel di alas.

Dengan begitu, tak hanya mata dan motorik halusnya yang terasah, demikian pula ketrampilan kognitif dan sensor motoriknya. Yang lebih penting, anak sangat menyukainya!

Pilih alas main yang:

  • Menyediakan fasilitas sesuai perkembanagn bayi. Misalnya memiliki beragam tekstur atau berbagai mainan sesuai usia.
  • Ukurannya berdasarkan perkembangan gerak anak.
  • Warnanya beragam.
  • Cukup tebal agar tak membahayakan bayi jika di bawah alas bermain itu lantai.
  • Benda-bena atau mainan yang melekat di alas bermain tak mudah lepas atau dapat melukai anak dan tidak membatasi gerakannya di atas matras. 
disadur dari AYAHBUNDA

SEMPOA BERDIRI (Rp 110.000,-)

Keterangan :
  1. Sempoa model berdiri 
  2. Warna Merah menyala
  3. 10 tiang
  4. Biji Sempoa menggunakan 5 warna yang cerah
  5. Aman, tidak menggunakan cat yang mengandung racun (Non Toxic Paint)
  6. Untuk umur 2 tahun keatas
  7. Berat 2 kg

CITY BLOCK 42 (Rp 100.000,-)

Keterangan :
  1. Mainan Balok untuk mengasah imajinasi dan kreatifitas dari Balita Anda yang sangat menarik dengan warna warni yang cerah
  2. Terdiri dari 42 buah balok kecil dalam berbagai bentuk.
  3. Sangat aman, menggunakan cat yang tidak mengandung racun (Non Toxic Paint)
  4. Untuk umur 1 - 5 Tahun
  5. Berat 2 kg

BABY NECK RING "PRINCESS" (Rp 45.000,-)

Keterangan :

  1. Gambar Princess
  2. Ukuran : 45 x 45 cm (deflate)
  3. Memakai 2 sistem saluran udara (lebih aman)
  4. Didalamnya terdapat 3 bola kecil yang mengeluarkan bunyi yg nyaring bila digoyang.
  5. Untuk umur 1 - 13 bulan
  6. Volume 1 kg